BOJONEGORO, MCE - Langit Bojonegoro pada Jumat (24/10/2025) menjadi saksi bisu dari pertarungan intelektual yang memukau. Di dalam GOR Utama Bojonegoro, atmosfer ketegangan merayapi setiap sudut ruang, seiring dengan berlangsungnya Kompetisi Battle of Mind Olimpiade Matematika, salah satu puncak acara dalam gelaran akbar Bojonegoro Youth Festival (BYF). Ini bukan sekadar ujian di atas kertas; ini adalah duel kecepatan berpikir, ketajaman logika, dan ketenangan mental di bawah tekanan waktu yang mencekik.
Dari kursi penonton, terlihat jelas bagaimana jari-jari para peserta menari di atas kalkulator, sementara mata mereka fokus menembus barisan angka dan simbol yang rumit. Soal-soal yang disajikan bukanlah hitungan biasa; ia menuntut pemahaman mendalam pada logika tingkat tinggi, probabilitas, dan geometri kompleks. Setiap detik sangat berharga, dan satu kesalahan kecil bisa menggugurkan harapan juara.
Di antara puluhan wajah serius yang tenggelam dalam konsentrasi, sebuah nama perlahan-lahan mulai menorehkan jejak dominasi. Dia adalah Aqiila Shifwah, siswi berprestasi dari SMAN 1 Bojonegoro. Dengan gerakan yang terukur dan ekspresi tenang, Aqiila mampu mempertahankan ritme penyelesaian soalnya—sebuah harmoni langka antara kecepatan eksekusi dan akurasi yang nyaris sempurna. Seolah-olah waktu berjalan lebih lambat untuknya, memungkinkannya "melihat" solusi yang luput dari pandangan kontestan lain.
Puncaknya tiba ketika buzzer berbunyi, menandai berakhirnya waktu. Hening sesaat menggantung di udara, sebelum sorak sorai riuh pecah menyambut pengumuman. Dan benar saja, di tengah persaingan sengit para "gladiator" angka dari berbagai sekolah, nama Aqiila Shifwah lah yang dipanggil untuk berdiri di podium tertinggi. Ia berhasil mencuri perhatian dewan juri dan publik, mengukuhkan dirinya sebagai Juara Battle of Mind Olimpiade Matematika tahun ini.
"Jujur, saya benar-benar tidak menyangka bisa membawa pulang gelar juara ini," ungkap Aqiila dengan wajah sumringah dan pancaran kebahagiaan yang tulus, sesaat setelah pengalungan medali. Raut bangga tak bisa disembunyikan dari matanya, namun ia tetap rendah hati. Baginya, kemenangan ini lebih dari sekadar perolehan medali atau piala.
"Kompetisi ini mengajarkan lebih dari sekadar cara menghitung. Ini tentang melatih mindset, melatih logika berpikir agar tetap tenang dan fokus, terutama ketika waktu terus mengejar," imbuhnya. Pernyataan Aqiila menegaskan esensi sejati dari "Battle of Mind": bahwa matematika adalah alat untuk membentuk kecerdasan yang komprehensif.
Keberhasilan Aqiila Shifwah di ajang Bojonegoro Youth Festival ini bukan hanya menjadi kebanggaan bagi SMAN 1 Bojonegoro, tetapi juga inspirasi bagi seluruh pelajar muda di Bojonegoro. Ia membuktikan bahwa dengan ketekunan, ketenangan, dan kecintaan pada logika, setiap tantangan—sekalipun serumit persamaan tingkat tinggi—pasti dapat ditaklukkan. Aqiila kini resmi menjadi 'Dewi Kalkulus' kebanggaan daerah, siap membawa harum nama Bojonegoro ke kancah kompetisi yang lebih tinggi. (bp).
