Bojonegoro, MCE, 27 Oktober 2025 – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menunjukkan komitmen kuatnya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama yang berkecimpung di sektor pertembakauan. Melalui Dinas Sosial (Dinsos), Pemkab Bojonegoro telah memulai penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun anggaran 2025 dengan total nilai fantastis: Rp 33,6 miliar.
Bantuan ini ibarat 'angin segar' di tengah tantangan ekonomi, menyasar langsung ke urat nadi industri tembakau lokal. Secara keseluruhan, terdapat 18.695 warga penerima manfaat yang berhak atas dana tersebut. Rinciannya, 15.753 orang adalah buruh pabrik rokok yang menjadi tulang punggung produksi, dan 2.942 orang merupakan buruh tani tembakau yang berjasa di hulu pasokan.
Kepala Dinas Sosial Bojonegoro, Agus Susetyo Hardiyanto, mengonfirmasi besaran anggaran dan jumlah penerima ini. "Total BLT DBHCHT tahun 2025 adalah Rp 33,6 miliar untuk 18.695 penerima," ujar Agus Susetyo Hardiyanto.
Yang menarik, setiap penerima, baik buruh pabrik rokok maupun buruh tani tembakau, dipastikan akan menerima BLT DBHCHT dengan nominal yang sama dan cukup signifikan, yakni sekitar Rp 1,8 juta per orang di tahun ini. Jumlah ini merupakan dukungan konkret dari pemerintah daerah untuk meringankan beban hidup dan meningkatkan daya beli masyarakat di sektor terkait cukai.
Penyaluran BLT DBHCHT ini merupakan bagian integral dari upaya pemerintah daerah dalam merespons harapan pekerja dan petani tembakau. Dana cukai yang dikumpulkan negara didistribusikan kembali ke daerah penghasil tembakau dan industri terkait, yang kemudian wajib dialokasikan minimal 50% untuk kesejahteraan masyarakat, salah satunya dalam bentuk BLT.
Langkah strategis ini bukan hanya sekadar pemberian bantuan, melainkan sebuah ikhtiar besar untuk memperkuat ketahanan sosial, dan secara simultan, mendorong pemulihan serta pertumbuhan ekonomi di Bumi Angling Darma. Dengan adanya dana tunai di tangan belasan ribu pekerja, diharapkan tercipta stimulus positif di pasar lokal Bojonegoro, sekaligus memastikan para pahlawan di balik industri tembakau dapat menikmati hasil dari jerih payah mereka.
Penyaluran ini diharapkan dapat dimanfaatkan secara bijak oleh para penerima untuk kebutuhan prioritas keluarga, mulai dari peningkatan gizi hingga biaya pendidikan anak-anak, sehingga dampak positifnya benar-benar terasa hingga ke tingkat unit keluarga. (bp).
