JAKARTA, MCE - Kuala Lumpur, Malaysia menjadi saksi bisu konsolidasi kekuatan pertahanan di kawasan Asia Tenggara. Di sela-sela hiruk pikuk Pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN ke-19 (19th ADMM) pada Jumat (31/10), sebuah pertemuan bilateral strategis terjalin antara Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Sjafrie Sjamsoeddin, dan Secretary of War Amerika Serikat, Pete Hegseth.
Fokus utama diskusi keduanya adalah pengembangan latihan bersama yang sudah melegenda: Super Garuda Shield. Latihan ini telah diakui secara luas sebagai “latihan militer terbesar dan terkompleks” yang pernah digelar di bumi pertiwi. Pertemuan ini menegaskan komitmen kedua negara untuk membawa skala, kompleksitas, dan manfaat dari latihan tersebut ke level yang lebih tinggi.
Menhan Sjafrie Sjamsoeddin secara tegas menyampaikan kembali komitmen fundamental Indonesia: membangun kemitraan pertahanan yang saling menguntungkan dan secara substansial berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas kawasan. Hal ini bukan sekadar retorika, melainkan sebuah aksi nyata dari visi Indonesia.
Melalui diplomasi pertahanan yang dilandasi sikap terbuka dan konstruktif, Indonesia sekali lagi memposisikan dirinya sebagai kekuatan stabilisator krusial di wilayah Indo-Pasifik yang dinamis. Dengan menjunjung tinggi semangat solidaritas dan persatuan ASEAN, pertemuan ini mengirimkan pesan kuat ke dunia: keamanan dan stabilitas regional akan terus dijaga melalui kolaborasi strategis, memastikan kawasan ini tetap menjadi jangkar bagi pertumbuhan dan kemakmuran global. (bp).
