Kamis, 27 November 2025

​Jalur Neraka Imogiri: Ratusan Jiwa Terisolir, Bantul Tetapkan Status Darurat Bencana




​BANTUL, MCE - Kabupaten Bantul tengah berhadapan dengan murka alam yang nyata. Hujan lebat dengan intensitas tinggi yang mengguyur pada Jumat (21/11) lalu bukan hanya memicu banjir biasa, tetapi telah memutus akses vital, mengubah ruas jalan utama menjadi jurang yang mengancam isolasi total bagi warganya.


​Kerusakan paling parah terjadi pada urat nadi penghubung antara Pedukuhan Wunut dan Pedukuhan Sompok, Kalurahan Sriharjo, Kapanewon Imogiri. Ruas jalan ini ambles dan longsor secara signifikan, secara harfiah membelah dua akses yang menyebabkan warga Pedukuhan Wunut terisolasi. Jalan yang sehari-hari menjadi jalur ekonomi, pendidikan, dan mobilitas, kini tertutup total, memaksa ratusan kepala keluarga menempuh jalan memutar yang berbahaya dan memakan waktu.


​Meruntuhkan keparahan bencana hidrometeorologi ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul bergerak cepat. Melalui Keputusan Bupati Bantul Nomor 723 Tahun 2025, status tanggap darurat bencana banjir, tanah longsor, dan angin kencang resmi ditetapkan.


​Status darurat ini berlaku selama 14 hari, terhitung sejak 21 November hingga 5 Desember 2025.


​"Selama 14 hari ini kami nyatakan sebagai masa tanggap darurat, di mana penyelamatan nyawa dan warga adalah prioritas utama," tegas Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, kepada rekan media di Bantul, Sabtu (22/11). "Kita belum berpikir kapan melakukan rekonstruksi terhadap sarana prasarana yang rusak."


​Fokus utama Pemkab saat ini adalah pada keselamatan dan logistik. Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), tercatat sebanyak 150 orang di Pedukuhan Sompok dan 300 orang di Pedukuhan Kedungmiri yang terdampak dan menjadi sasaran fokus penyelamatan, baik nyawa maupun harta benda.


​Untuk memastikan kebutuhan logistik masyarakat terdampak terpenuhi, Pemkab telah mendirikan dua posko darurat:
​1. Posko Sompok, Sriharjo
​2. Posko Kedungjati, Selopamioro


​Selain itu, lokasi evakuasi telah disiapkan jika kondisi cuaca kembali memburuk.


​Meskipun fokusnya saat ini adalah penyelamatan, Bupati Halim telah memberikan gambaran awal mengenai tantangan ke depan. Perencanaan rekonstruksi jalan yang amblas baru akan dilakukan setelah masa tanggap darurat berakhir.


​Halim Muslih menyoroti bahwa proyek rekonstruksi ini akan memakan waktu lebih lama dan lebih rumit dari biasanya. Alasannya: berdasarkan kajian teknis sipil dan geologi UGM, wilayah Wunut, Sompok, dan sekitarnya memiliki sifat/karakter tanah yang khas—sebuah kondisi geologis yang rentan yang menuntut penanganan khusus.


​Kini, nasib ratusan warga Wunut bergantung pada kecepatan respons pemerintah dan ketahanan mereka dalam menghadapi isolasi. Bencana ini bukan hanya merusak infrastruktur, tetapi juga menguji ketangguhan Bantul dalam menghadapi ancaman hidrometeorologi yang semakin nyata. (bp). 

Artikel Terkait

​Jalur Neraka Imogiri: Ratusan Jiwa Terisolir, Bantul Tetapkan Status Darurat Bencana
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email

Berita Terbaru