BOJONEGORO, MCE - Di balik kesederhanaan hidup masyarakat Samin di Bojonegoro, tersimpan sebuah keteguhan prinsip yang telah melintasi waktu lebih dari satu abad. Prinsip itu tidak luntur oleh zaman, justru semakin bersinar melalui sosok Bambang Sutrisno. Sebagai generasi kelima dari garis keturunan dan ajaran sang pelopor, Samin Surosentiko, Bambang memikul tanggung jawab besar: menjaga api kearifan lokal agar tidak padam di tengah riuhnya modernitas.
Kesetiaan Bambang dalam merawat ajaran leluhurnya kini mendapat apresiasi tertinggi dari negara. Pada Rabu (17/12/2025), bertempat di Jakarta, ia melangkah maju menerima penghargaan dalam ajang Anugerah Kebudayaan Indonesia 2025 untuk Kategori Masyarakat Adat. Penghargaan yang diberikan oleh Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) Republik Indonesia ini menjadi pengakuan resmi bahwa nilai-nilai yang dijaga oleh masyarakat Samin adalah aset bangsa yang tak ternilai harganya.
Bagi Bambang, menjadi generasi kelima bukan sekadar menyandang nama besar, melainkan menghidupi filosofi kejujuran, kebersamaan, dan perlawanan tanpa kekerasan yang dulu diajarkan oleh Samin Surosentiko. Di Bojonegoro, ia menjadi jembatan antara masa lalu yang heroik dan masa depan yang penuh tantangan. Ia membuktikan bahwa hidup selaras dengan alam dan memegang teguh "ugeman" (pegangan hidup) nenek moyang bukanlah bentuk ketertinggalan, melainkan sebuah jati diri yang kokoh.
Penghargaan ini membawa pesan kuat bagi kita semua: bahwa di tanah Bojonegoro, masih ada jiwa-jiwa yang memilih setia pada akar. Keberhasilan Bambang Sutrisno merajut tradisi hingga ke panggung nasional adalah kemenangan bagi seluruh masyarakat adat di Indonesia. Ia adalah bukti hidup bahwa warisan Samin Surosentiko akan terus mengalir, dari generasi ke generasi, sebagai pengingat tentang esensi menjadi manusia yang sesungguhnya. (bp).
