LABUAN BAJO, MCE - Sejumlah petani yang juga warga Desa Compang Longgo Kecamatan Komodo Manggarai Barat (Mabar) Nusa Tenggara Timur mengaku resah, dengan aktivitas tambang galian C yang beroperasi di Desa tersebut. Hal itu disampaikan Leonardus, warga Compang Longgo melalui sambungan telepon pada Kamis (6/05) Pagi.
"Dampak dari aktivitas galian batu pasir ini terjadi kerusakan pada mulut bendungan. Sudah rusak, kemudian di bagian barat juga sudah rusak", ujar Leonardus Sardi.
Diketahui, akibat aktivitas galian C yang dilakukan oleh Kelompok Handel Berseri yang sudah mengantongi ijin galian C dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi (DPMPTSP-red) Nusa Tenggara Timur itu, berdampak pada rusaknya sejumlah struktur bendungan yang berakibat pada kurangnya pasokan air yang mengairi ratusan hektar sawah milik warga setempat.
Selain itu kata Leo, dirinya dan warga desa lainnya sudah mulai merasakan kekeringan akibat terus berkurangnya debet volume air yang ada.
"Bendungan itu, satu-satunya harapan kami warga Compang Longgo pak",tutur dia.
"Kami minta dengan hormat agar Pak Bupati dan Pak Gubernur untuk segera menghentikan sementara kegiatan galian C dilokasi ini. Tolong kami Pak. Ijin kelompok Handel Berseri tolong di tinjau ulang", pinta warga Desa Compang Longgo itu.
Ia bahkan menyesali tindakan Kelompok Handel Berseri yang acap kali memanfaatkan aparat kepolisian untuk menakuti warga, manakala aktivits mereka mendapat protes dari warga.
Yohanes Santosa, adalah warga di desa itu menjelaskan, dampak dari kurangnya debet air yang mengaliri sawah warga, bisa berakibat pada munculnya gagal panen tahun ini.
"Ada kurang lebih 582 hektar sawah di desa ini bisa dipastikan gagal panen tahun ini",kata Yohanes. Karena itu ia pun meminta kepada pemerintah untuk lebih arif dan bijak, menanggapi keluhan warga tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Kelompok Handel Berseri belum dapat dikonfirmasi. (LM).
