JAKARTA, MCE, 27 Oktober 2025 – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyerukan langkah konkret untuk memperkuat benteng pertahanan kawasan Asia Timur di tengah tantangan global yang semakin kompleks. Dalam intervensi tegasnya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-28 ASEAN Plus Three (APT) di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), Malaysia, Kepala Negara menekankan bahwa kerja sama harus diubah dari wacana menjadi aksi nyata demi stabilitas dan kesejahteraan rakyat.
Presiden Prabowo mengakui bahwa babak baru kerja sama kawasan ini berlangsung di bawah bayang-bayang isu-isu berat—mulai dari dampak perubahan iklim, gangguan rantai pasok global, hingga memanasnya ketegangan geopolitik. Menurutnya, semua tantangan ini memiliki dampak langsung terhadap dapur dan meja makan setiap warga negara di kawasan.
Meskipun Laporan ASEAN Plus Three Regional Economic Outlook terbaru menunjukkan ketangguhan ekonomi kawasan, Presiden Prabowo mengingatkan bahwa stabilitas bukanlah jaminan abadi. Untuk menjamin masa depan, ia menempatkan penguatan integrasi regional, diversifikasi perdagangan, dan jaring pengaman keuangan sebagai jantung dari agenda APT yang harus didorong.
Demi mewujudkan kerja sama yang konkret, Kepala Negara mendesak dua hal krusial:
1. Ketahanan Pangan: Peningkatan kapasitas ASEAN Plus Three Emergency Rice Reserve (APTERR). Ini adalah langkah taktis untuk menjamin pasokan pangan yang stabil di masa krisis dan memperkuat mekanisme respons darurat antarnegara melalui pertukaran informasi yang lebih efisien.
2. Stabilitas Keuangan: Pelaksanaan penuh APT Cooperation Work Plan (2023–2027) serta penguatan Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM). Langkah-langkah ini dianggapnya sebagai fondasi nyata untuk memperdalam kerja sama ekonomi dan keuangan regional.
Menutup intervensinya, Presiden Prabowo menegaskan dukungan penuh Indonesia terhadap pengesahan ASEAN Plus Three Leaders’ Statement on Strengthening Regional Economic and Financial Cooperation, menandakan komitmen serius untuk memajukan kolaborasi Asia Timur ke tingkat yang lebih strategis. (bp).
Sumber: BPMI Setpres