Senin, 10 November 2025

​Prabowo Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional untuk 10 Tokoh Legendaris, dari Gus Dur hingga Soeharto dan Marsinah

 



​JAKARTA, MCE, 10 November 2025 - Dalam sebuah momen bersejarah yang sarat makna, Presiden Prabowo Subianto secara resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada sepuluh tokoh bangsa yang jasa dan pengorbanannya telah mengukir jejak tak terhapuskan dalam lembaran sejarah Indonesia. Keputusan ini tidak hanya menjadi penanda pengakuan negara atas dedikasi luar biasa mereka, tetapi juga menjembatani narasi sejarah yang beragam, menyatukan tokoh-tokoh dari spektrum perjuangan yang berbeda—mulai dari kancah politik, militer, pendidikan, hukum, hingga perjuangan sosial.


​Anugerah tahun ini terasa begitu istimewa karena mencakup nama-nama yang selama ini menjadi ikon dalam diskursus kebangsaan. Dari Jawa Timur, nama Almarhum K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), sang Bapak Bangsa dan pejuang politik serta pendidikan Islam, kini secara resmi diabadikan sebagai Pahlawan Nasional. Pengakuan ini memvalidasi warisan pluralisme, demokrasi, dan humanisme yang ia tanamkan. Berdampingan dengan beliau, Almarhum Syaikhona Muhammad Kholil, ulama besar dari Madura, Jawa Timur, turut diangkat atas jasanya dalam bidang pendidikan Islam, menegaskan peran sentral ulama dalam membentuk karakter bangsa.


​Langkah berani Presiden Prabowo juga terlihat dengan penganugerahan gelar kepada dua tokoh militer legendaris dari Jawa Tengah. Almarhum Jenderal Besar TNI H. M. Soeharto dan Almarhum Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo—keduanya dihormati atas peran signifikan mereka dalam bidang perjuangan dan perjuangan bersenjata. Keputusan ini menutup satu babak perdebatan sejarah, menempatkan kontribusi mereka dalam bingkai penghargaan tertinggi negara.


​Namun, daftar ini juga mencerminkan perhatian mendalam pada perjuangan rakyat jelata dan hak asasi manusia. Penganugerahan kepada Almarhumah Marsinah, aktivis buruh legendaris dari Jawa Timur, menjadi simbol kuat keberpihakan negara terhadap perjuangan sosial dan kemanusiaan. Kisah tragisnya kini diangkat menjadi epik kepahlawanan, mewakili suara mereka yang berjuang demi keadilan pekerja.


​Di bidang keilmuan dan diplomasi, dua nama besar mendapat pengakuan. Almarhum Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja dari Jawa Barat, seorang diplomat ulung dan tokoh hukum, dihormati atas perjuangan hukum dan politiknya, terutama dalam konsep Wawasan Nusantara. Sementara itu, sosok perempuan inspiratif, Almarhumah Hajjah Rahmah El Yunusiyyah dari Sumatera Barat, diakui atas kontribusinya yang tak ternilai dalam bidang perjuangan pendidikan Islam, menunjukkan dedikasi para pendidik dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.


​Melengkapi keanekaragaman geografi dan perjuangan, anugerah ini juga diberikan kepada:
​1. Almarhum Sultan Muhammad Salahuddin dari Nusa Tenggara Barat, Pahlawan dalam Bidang Perjuangan Pendidikan dan Diplomasi.
​2. Almarhum Tuan Rondahaim Saragih dari Sumatera Utara, Pahlawan dalam Bidang Perjuangan Bersenjata.
​3. Almarhum Zainal Abidin Syah dari Maluku Utara, Pahlawan dalam Bidang Perjuangan Politik dan Diplomasi.


​Pengangkatan sepuluh tokoh ini adalah sebuah tribut komprehensif yang merangkum keseluruhan spektrum perjuangan Indonesia. Mulai dari pilar spiritual dan pendidikan, tulang punggung militer, hingga suara perjuangan rakyat kecil, keputusan Presiden Prabowo ini tidak hanya mengakui jasa individu, tetapi juga memperkaya dan menyempurnakan mozaik kebangsaan, memastikan bahwa seluruh dimensi kontribusi terhadap Republik dihargai dan diabadikan untuk generasi mendatang. Indonesia hari ini mengenang, menghormati, dan mengambil inspirasi dari sepuluh pahlawan baru yang akan selamanya dikenang sebagai mercusuar sejarah. (bp). Sumber: TIW Setkab RI

Artikel Terkait

​Prabowo Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional untuk 10 Tokoh Legendaris, dari Gus Dur hingga Soeharto dan Marsinah
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email

Berita Terbaru