TUBAN, MCE – Keceriaan momen libur Natal di pesisir Pantai Tambakboyo, Kabupaten Tuban, seketika berubah menjadi duka yang menyayat hati. Sebuah keluarga harus merelakan kepergian putri tercinta mereka, HC (10), setelah upaya pencarian selama lima jam berakhir dengan penemuan jasad korban yang mengapung di tengah lautan.
Kamis (25/12) pagi, suasana pantai sebenarnya masih nampak seperti biasa. Sejak pukul 06.30 WIB, HC bersama adiknya, Agustian Khaomzin Abdillah (6), sudah terlihat asyik bermain di tepian air. Dua kakak beradik warga Kecamatan Tambakboyo ini tampak menikmati suasana pagi dengan berenang di area dangkal.
Namun, petaka datang sekitar pukul 07.30 WIB. Berniat ingin bermain lebih seru, keduanya memutuskan untuk kembali ke air dengan membawa potongan gabus sebagai pelampung sederhana. Tanpa mereka sadari, alam sedang tidak bersahabat. Embusan angin kencang yang tiba-tiba datang disertai arus bawah laut yang sangat kuat langsung menghantam posisi mereka, menarik keduanya menjauh dari bibir pantai dalam hitungan detik.
Di tengah kepanikan tersebut, seorang nelayan setempat bernama Juli yang berada tak jauh dari lokasi melihat kedua bocah tersebut berjuang melawan ombak. Dengan sigap, Juli berhasil menjangkau Agustian (6) dan membawanya kembali ke daratan. Sayangnya, tubuh HC (10) justru terbawa arus lebih cepat ke tengah laut dan menghilang dari pandangan.
Mendapat laporan darurat dari warga, tim gabungan dari Sat Polairud Polres Tuban dan BPBD Kabupaten Tuban segera bergerak cepat. "Kami langsung menerjunkan dua unit perahu karet untuk melakukan penyisiran ke arah tengah laut sesuai koordinat hilangnya korban," ungkap Kasat Polairud Polres Tuban, AKP Dean Tommy Rimbawan.
Setelah melakukan penyisiran yang melelahkan di bawah cuaca yang tak menentu, petugas akhirnya melihat sesosok tubuh mengapung sekitar satu kilometer dari garis pantai. Pada pukul 12.30 WIB, HC ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa.
Tangis pecah saat jenazah korban dievakuasi ke daratan. Sementara itu, sang adik, Agustian, kini masih mendapatkan perawatan intensif di puskesmas terdekat. Selain kelelahan fisik karena sempat terombang-ambing di laut, bocah berusia enam tahun tersebut mengalami trauma berat usai menyaksikan kakaknya hilang ditelan ombak.
Berdasarkan keterangan warga dan petugas di lapangan, arus bawah laut di kawasan tersebut memang dikenal cukup ganas bagi perenang yang tidak waspada. AKP Dean Tommy pun memberikan peringatan keras kepada masyarakat.
"Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat, terutama orang tua, agar tidak lepas pengawasan saat anak-anak bermain di pantai. Kondisi cuaca dan arus bawah laut bisa berubah sewaktu-waktu dan sangat berbahaya," tegasnya.
Kini, Pantai Tambakboyo menyisakan keheningan duka. Tragedi ini menjadi pengingat pahit bahwa di balik indahnya pemandangan laut, tersimpan kekuatan alam yang harus selalu diwaspadai oleh setiap pengunjung. (bp).
