Lumajang, MCE – Dinamika Gunung Semeru kembali menguji ketahanan warga. Banjir lahar yang membawa material pasir, batu, dan lumpur dalam volume besar pada Sabtu (6/12/2025) telah memutus total urat nadi kehidupan Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro. Jembatan utama penghubung kini tertimbun, membuat 138 Kepala Keluarga (KK) terisolasi dan memaksa sebagian warga mengungsi ke titik-titik aman.
Menyikapi keadaan darurat ini, Pemerintah Kabupaten Lumajang langsung tancap gas. Bupati Indah Amperawati didampingi Wakil Bupati Yudha Adji Kusuma bergerak cepat meninjau lokasi bencana pada Minggu (7/12/2025). Kunjungan ini memastikan rantai penyelamatan, distribusi logistik, dan koordinasi lintas instansi berjalan intensif agar kebutuhan dasar warga terdampak terpenuhi.
"Prioritas kami adalah keselamatan warga. Distribusi bantuan dan upaya pembukaan akses harus dilakukan secepat mungkin, namun tanpa mengabaikan faktor keamanan di lapangan," tegas Bupati Indah Amperawati.
Namun, ancaman belum berakhir. Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), potensi hujan dengan intensitas tinggi masih membayangi hingga akhir bulan ini. Kondisi ini meningkatkan risiko aliran lahar susulan yang bisa memperparah dampak di wilayah aliran sungai.
Oleh karena itu, lebih dari sekadar bantuan fisik, pemerintah menegaskan pentingnya kewaspadaan kolektif.
Bupati Indah Amperawati menekankan bahwa setiap warga yang tinggal di sekitar aliran lahar wajib hukumnya memperhatikan informasi resmi dari pemerintah, menjauhi area rendah yang berpotensi menjadi jalur lahar, dan segera mengikuti arahan petugas jika terjadi perubahan status.
Imbauan tersebut diperkuat oleh Wakil Bupati Yudha Adji Kusuma. Ia menegaskan bahwa mitigasi bencana adalah tanggung jawab bersama.
"Kesiapsiagaan bukan hanya tugas pemerintah, tetapi membutuhkan langkah sadar dan disiplin dari setiap warga. Pemerintah memastikan informasi terus diperbarui, jalur evakuasi disiapkan, dan layanan bagi warga terdampak tetap berjalan," ujar Wabup Yudha.
Dengan sinergi kuat antara pemerintah, relawan, dan masyarakat, Lumajang berharap dapat menekan risiko bencana. Keselamatan warga tetap menjadi taruhan utama di tengah dinamika alam Semeru dan cuaca ekstrem yang terus mengancam. (bp).
