Lamongan, MCE - Sejak tahun 1996, sebuah nama telah menjadi pilar kokoh di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Lamongan: Gus Luthfi. Selama 29 tahun pengabdian tak terputus, saya telah menjadi saksi bisu, sekaligus aktor utama, dalam perjalanan pendidikan ribuan santri, mengantar mereka memahami seluk-beluk ilmu fikih dan meniti jalan keilmuan. Kamis (31/7/2025).
Perjalanan saya dimulai sebagai Guru Tidak Tetap (GTT) pada tahun 1996, sebuah langkah awal yang penuh dedikasi. Mengajar fikih bukan hanya sekadar tugas bagi saya, melainkan panggilan jiwa untuk berbagi pemahaman agama yang mendalam dan relevan dengan kehidupan. Setelah lebih dari satu dekade mengabdi, akhirnya pada tahun 2007, saya diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), sebuah pengakuan atas komitmen dan kerja keras yang telah dicurahkan.
Namun, pengabdian saya di MAN 2 Lamongan tak berhenti hanya di ruang kelas. Jiwa kepemimpinan dan keinginan untuk terus berkontribusi membawa saya pada berbagai amanah strategis. Selama hampir satu dekade, dari 2015 hingga 2024, saya dipercaya menjabat sebagai Wakil Kepala Madrasah Bidang l
Hubungan Masyarakat (Waka Humas). Posisi ini memberikan saya kesempatan untuk memperluas jejaring, menjalin komunikasi yang baik dengan berbagai pihak, dan turut serta dalam memajukan citra madrasah di mata masyarakat.
Memasuki tahun 2024, estafet kepemimpinan di bidang humas beralih, namun semangat berinovasi saya tak pernah padam. Pada tahun yang sama, saya diberi amanah baru sebagai Kepala Laboratorium Agama MAN 2 Lamongan, sebuah peran yang memungkinkan saya untuk terus mengembangkan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif di bidang keagamaan.
Tak lama berselang, di tahun 2025, saya kembali dipercaya untuk mengemban tugas sebagai Kepala Laboratorium Keterampilan MAN 2 Lamongan, menandakan komitmen madrasah terhadap pengembangan bakat dan potensi siswa di berbagai bidang.
Perjalanan panjang ini juga diwarnai dengan upaya-upaya peningkatan kompetensi diri. Pada November 2022, saya berkesempatan mengikuti Diklat Calon Kepala Madrasah selama 300 jam pelajaran di Pusdiklat Jakarta. Ilmu dan pengalaman yang saya dapatkan dari diklat tersebut menjadi bekal berharga untuk terus berkontribusi lebih besar. Puncaknya, pada Maret 2023, saya mengikuti Asesmen Calon Kepala Madrasah selama 3 hari di Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur, sebuah proses yang Insya Allah akan membuka pintu bagi babak baru pengabdian saya.
Inilah sekelumit catatan perjalanan saya, Gus Luthfi, seorang guru fikih yang telah mendedikasikan hampir tiga dekade hidupnya di MAN 2 Lamongan. Sebuah kisah pengabdian yang terukir dalam setiap jejak langkah, dalam setiap ilmu yang dibagi, dan dalam setiap generasi yang saya temui. Semoga kisah ini dapat menjadi inspirasi bagi murid-murid MAN 2 Lamongan dan seluruh civitas akademika. (bp).