Sabtu, 06 September 2025

​Menunggu Hujan di Tengah Kemarau, Bojonegoro Mengadu pada Langit




Bojonegoro, MCE - ​Di ujung cakrawala, matahari membakar tanah-tanah kering Bojonegoro. Retakan-retakan kecil mulai menjalar di permukaan ladang, menjadi saksi bisu betapa parahnya kemarau kali ini. Warga desa-desa di pelosok Bojonegoro mulai merasakan dampaknya secara langsung. Sumur-sumur yang menjadi sumber kehidupan sehari-hari kini mengering. Air yang dulu melimpah kini menjadi barang langka, memaksa mereka menghemat setiap tetesnya. Sabtu (6/9/2025). 


​Suara cicit burung dan riuh canda anak-anak yang biasa menghiasi siang hari, kini digantikan oleh hening yang mencekam. Warga desa harus rela mengantre panjang demi mendapatkan seember air. Anak-anak yang seharusnya bermain kini membantu orang tua mereka mengambil air dari sumber yang tersisa, meskipun letaknya jauh dan sulit dijangkau.


​Namun, di tengah kesulitan, selalu ada secercah harapan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro bergerak cepat. Tanpa menunggu musibah lebih besar, mereka mulai mendistribusikan bantuan air bersih ke desa-desa yang paling terdampak. Hingga hari Kamis, bantuan sudah sampai di dua desa, yaitu Desa Siwalan di Kecamatan Sugihwaras dan Desa Karangdinoyo di Kecamatan Sumberrejo. Kedatangan truk-truk tangki air ini disambut dengan senyum lega dan raut wajah penuh syukur dari warga.


​Meskipun laporan BMKG menyebutkan kemarau tahun ini masuk kategori kemarau basah, BPBD Bojonegoro tetap mengambil langkah antisipatif. Mereka tidak ingin kecolongan. Kepala BPBD mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan tidak ragu meminta bantuan. "Silakan hubungi kami di 08113356444 (WhatsApp) atau lapor melalui perangkat desa/kecamatan. Kami siap membantu," ujar salah satu petugas BPBD. Peringatan ini adalah pengingat bahwa di balik langit yang terik, ada tangan-tangan yang siap membantu agar tidak ada seorang pun yang kehausan.


​Kemarau kali ini menjadi ujian kesabaran bagi masyarakat Bojonegoro. Namun, semangat gotong-royong dan kepedulian dari BPBD menunjukkan bahwa mereka tidak sendirian. Sambil terus berharap hujan segera turun membasahi bumi, mereka tahu bahwa ada pihak yang siaga memberikan bantuan. (bp). 

Artikel Terkait

​Menunggu Hujan di Tengah Kemarau, Bojonegoro Mengadu pada Langit
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email

Berita Terbaru

Kategori